Demensia menjadi salah satu masalah yang sering ditemukan pada lansia dan erat kaitannya dengan bidang geriatri. Dalam dunia medis, geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada penanganan, diagnosis, serta pencegahan penyakit dan gangguan kesehatan yang menyerang kalangan lansia. Geriatri berasal dari bahasa Yunani, geron yang berarti orang tua, dan teria yang artinya penanganan terhadap penyakit. Lansia rentan mengalami berbagai masalah kesehatan salah satunya adalah demensia.
Dengan penanganan yang tepat melalui pendekatan geriatri dapat membantu mengidentifikasi gejala awal demensia dan memberikan perawatan yang sesuai.
Apa Itu Demensia?
Demensia adalah kumpulan gejala yang mempengaruhi memori, kemampuan berpikir, dan kemampuan sosial seseorang, sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Lalu apa bedanya demensia dan Alzheimer? Secara sederhana, Alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang paling umum, sedangkan demensia mencakup berbagai kondisi lain yang juga memengaruhi fungsi otak, seperti demensia vaskular dan demensia frontotemporal.
Gejala Demensia yang Perlu Diwaspadai
Mengenali gejala demensia sejak dini sangat penting untuk memastikan penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa tanda awal yang perlu Anda perhatikan:
Kesulitan mengingat kejadian baru-baru ini.
Kesulitan menemukan kata-kata yang tepat saat berbicara.
Mengulang pertanyaan atau cerita yang sama.
Bingung dengan arah atau lokasi yang familiar.
Kehilangan minat pada aktivitas yang biasa dilakukan.
Perubahan suasana hati, seperti menjadi lebih mudah depresi atau frustrasi.
Penyebab dan Faktor Risiko Demensia
Demensia terjadi akibat kerusakan sel-sel otak yang mengganggu fungsi komunikasi antar sel saraf. Berikut adalah beberapa penyebab utama:
Penyakit degeneratif, seperti Alzheimer, yang menyebabkan kerusakan progresif pada otak.
Gangguan pembuluh darah otak, seperti stroke atau tekanan darah tinggi kronis.
Cedera kepala yang merusak jaringan otak.
Infeksi tertentu yang menyerang otak, seperti ensefalitis.
Faktor risiko demensia terbagi menjadi dua kategori:
Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah
Usia lanjut: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia.
Riwayat keluarga: Genetik dapat mempengaruhi kemungkinan terkena demensia.
Sindrom Down: Individu dengan kondisi ini memiliki risiko lebih tinggi.
Faktor Risiko yang Dapat Dikendalikan
Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
Penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas.
Kesehatan mental: Depresi dan sleep apnea dapat meningkatkan risiko.
Cara Mencegah dan Mengelola Risiko Demensia
Meskipun beberapa faktor risiko tidak dapat dihindari, Anda tetap bisa mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi otak. Berikut ini caranya:
Langkah Pencegahan Demensia
Pola makan sehat: Konsumsi makanan bergizi, seperti sayuran, buah-buahan, dan ikan berlemak.
Berhenti merokok: Hindari zat-zat yang dapat merusak sel otak.
Rutin berolahraga: Aktivitas fisik dapat meningkatkan aliran darah ke otak.
Kelola stres: Jaga kesehatan mental dengan meditasi atau hobi yang Anda nikmati.
Perawatan untuk Pengidap Demensia
Konsultasi dengan dokter untuk diagnosis dini dan pengobatan.
Terapi memori untuk membantu mempertahankan fungsi otak.
Dukungan dari keluarga untuk memberikan rasa nyaman dan meningkatkan kualitas hidup.
Kesimpulan
Demensia bukanlah bagian normal dari proses penuaan. Dengan mengenali gejala awal, memahami penyebab, dan mengambil langkah pencegahan, Anda dapat mengurangi risiko terkena demensia. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda memiliki kekhawatiran terkait kesehatan otak.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai gejala Demensia, konsultasikan dengan dokter melalui layanan Poliklinik RS Darmo. Hubungi kami di 0896-3009-8900 untuk penjadwalan konsultasi.
Comments